Senin, 15 Juni 2015

Deskripsi Lengkap Prambanan

Di permukaan batur ada selasar selebar seputar 1 m yang melingkari badan candi. Selasar ini dilengkapi dengan pagar atau langkan, hingga memiliki bentuk serupa suatu lorong tanpa ada atap. Lorong berlangkan ini berbelok-belok menyudut, membagi dinding candi jadi 6 sisi. Selama dinding badan candi dihiasi jejeran pahatan Arca Lokapala. Lokapala yaitu dewa-dewa penjaga arah mata angin, seperti Bayu, Indra, Baruna, Agni serta Yama.


Selama segi dalam dinding langkan terpahat relief Ramayana. Narasi Ramayana ini dipahatkan searah jarum jam, diawali dari adegan Wisnu yang disuruh turun ke bumi oleh beberapa raja manfaat menangani kekacuan yang diperbuat oleh Rahwana serta disudahi dengan adegan selesainya pembangunan jembatan melintas samudera menuju Negara Alengka. Sambungan narasi Ramayana ada dinding dalam langkan Candi Brahma.

Diatas dinding langkan berderet hiasan ratna. Dibawah ratna, pada segi luar dinding langkan, ada relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung ada 2 motif pahatan yang dipertunjukkan berselang-seling, yakni gambar 3 orang yang berdiri sembari berpegangan tangan serta 3 orang yang tengah memainkan beragam type alat musik.

Pintu masuk ke ruang-ruangan pada badan candi ada di teras yang lebih tinggi lagi. Untuk meraih teras atas, ada tangga di depan semasing pintu ruang. Pada badan candi ada empat ruang yang melingkari ruang paling utama yang terdapat di dalam badan candi. Jalan masuk ke ruang paling utama yaitu lewat ruangan yang menghadap ke timur. Ruang ini ruang kosong tanpa ada arca atau hiasan apa pun. Pintu masuk ke ruangan paling utama letaknya segaris dengan pintu masuk ke ruangan timur.


Ruangan paling utama ini dimaksud Ruangan Syiwa lantaran di dalam ruang ada Arca Syiwa Mahadewa, yakni Syiwa dalam posisi berdiri diatas teratai dengan satu tangan terangkat di depan dada serta tangan lain mendatar di depan perut. Arca Syiwa itu terdapat diatas umpak (landasan) setinggi seputar 60 cm, berupa yoni dengan saluran pembuangan air di selama pinggir permukaannya. Konon Arca Syiwa ini melukiskan Raja Balitung dari Mataram Hindu (898 - 910 M) yang dipuja juga sebagai Syiwa.